Problematika Masyarakat Modern
dan
Pentingnya Akhlak Tasawuf
disusun oleh :
1. I’in Khalimatus Sa’diyah (B07212051)
2. Novia
Solichah (B77212110)
3.
Daniatul Mua’adah (B07212045)
4.
Syifa umami (B07212031)
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012-2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Modernisme adalah paham tentang hal-hal yang bersifat
moderen. Sebagian orang beranggapan bahwa Islam dan
Modernisme adalah suatu kata yang tidak tepat untuk di sandingkan, menurut
mereka modernisme adalah pintu utamanya bid’ah dan bid’ah adalah virusnya
agama. Masyarakat modern umumnya lebih mempergunakan akal atau rasio mereka
untuk memecahkan setiap masalahnya. Sedangkan islam mempunyai konsep bahwa
manusia tetap menggunakan dalil naqli di samping dalil aqlinya. Sehingga konsep
diri yang ada pada masyarakat modern adalah hedonisme, yang mengakibatkan
kemerosotan akhlak.
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan
ilmu pengetahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman tentang agama.mereka
beranggapan bahwa pengatahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf hidup
dan derajat sosial mereka.karena teknologi dan ilmu pengetahuan akan memberikan
dampak positif dan pada sisi lain juga menimbulkan dampak negatif.
Selain problematika itu dalam masyarakat modern juga
mengalami berbagai problem, seperti dalam aspek politik, pluralisme agama,
spiritual, dan etika. Sehingga bagi penulis peranan akhlak tasawuf urgensi
untuk membahas problematika masyarakat modern.
Sikap umat Islam dalam menyikapi modernisasi inilah yang
mendorong penulis untuk mencoba menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai
modernisme menurut Islam.
1.2
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.2.1
Apa yang
dimaksud dengan Masyarakat,
Modernisme, Akhlak, dan Tasawuf ?
1.2.2
Apa urgensi akhlak tasawuf terhadap masyarakat modern
?
1.2.3
Apa saja problematika masyarakat modern
?
1.2.4
Apa dampak dan
pengaruh akhlak tasawuf
terhadap masyarakat modern ?
1.3
Tujuan
Penelitian
Sesuai
dengan permasalahan diatas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.3.1
Mendiskripsikan
apa yang dimaksud dengan Masyarakat
Modernisme, Akhlak, dan Tasawuf
1.3.2
Mendiskripsikan urgensi akhlak tasawuf terhadap masyarakat modern.
1.3.3
Memberi tahu
pembaca tentang problematika
masyarakat modern.
1.3.4
Memberi tahu
pembaca tentang dampak dan pengaruh akhlak
tasawuf terhadap masyarakat modern
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Masyarakat
Modern
Pengertian
Masyarakat Modern
Istilah masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu
masyarakat dan modern. Istilah masyarakat dalam bahasa inggris disebut society
yang asal katanya socius yang berarti kawan. Sedangkan dalam bahasa arab
dikenal dengan istilah syirk yang berarti begaul. Dalam ilmu antropologi
masyarakat didefinisikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continu dan terikt
oleh suatu rasa identitas bersama, atau sejumlah orang dalam kelompok tertentu
yang menbentuk peri kehidupan yang berbudaya. Adapun kata moden dalam kamus
bahasa indonesia diartikan dengan terkini, muttakhit, dan terbaru.
Jadi, berdasarkan dua pengertian tersebut, maka
masyarakat modern adalah sekelompok manusia yang hidup dalam kebersamaan yang
saling mempengaruhi dan terikat dengan norma norma serta sebagian besar
anggotanya mempunyai orientasi niai budaya untuk menuju kehidupan yang lebih maju.
Pengertian masyarakat modern yang sesuai pendapat Harfi Cox oleh Amin Syukur
dikatakan bahwa masyarakat modern adalah masyarakat the city yaitu masyarakat
yang lebih sekuler.
Pengertian aklak
Secara etimologis, kata aklak berasal dari bahasa arab
dengan unsur (اَخْلاَقْ)
dengan unsur “ق,ل,خ
yang merupakan bentuk jama’ dari kata خلق (khuluq) yang artinya (a) tabiat,
budi pekerti, (b) kebiasaan atau adat, (c) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan,
(d) agama, dan (e) kemarahan (al-ghodat).
Ini tergantung di dalam surat al-qalam yang isinya
merupakan pijian kepada nabi muhammad SAW. Yang berakhlak sangat mulia, yaitu
sebagai berikut: اِنَّكَ
لِعَلِى خَلَقَ عَظِيم
Artinya: dan sesungguhnya kamu (muhammad) benar-benar
berbudi pekerti yang agung.
Menurut agama Yahudi, akhlak merupakan bagian dari ajaran
tuhan yang dismpaikan kepada bangsa pilihannya. Menurut agama Masehi akhlak
juga berasal dari Tuhan. Namun menurut agama Islam sebagai agama penyempurna
mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah apa yang dinilai baik oleh akal dan
syariat. Sedangkan akal saja tak cukup untuk menilai baik buruknya suatu
perbuatan. Oleh karena itu, Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab suci
untuk memperbaiki akhlak manusia dan memperlakukan manusia dengan penuh
keadilan[1]
Adapun makna akhlak secara terminologi, para ulama
memberikan beragam definisi seperti di bawah ini:
Imam alghozali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa (manusia) yang melahirkan tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa
memerlukan pemikiran ataupun pertimbangan. Selanjutnya oleh ahmad amin
mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang di biasakan, maksudnya, apabila
kehendak itu sudah menjadi suatu kebiasaan maka itulah yang di namakan akhlak.
Secara tekstual, dari definisi di atas tampak berbeda-beda
namun kesimpulan dari beberapa pedapat tentang akhlak di atas adalah tindakan
yang di lakukan manusia tanpa melalui pertimbangan tertentu sebelumnya, dan
muncul menjadi suatu kebiasaan.
Jika di kaitkan pada konteks kehidupan sosial, maka
terdapat manusia yang berakhlak baik dan berakhlak buruk, tergantung pada baik
dan buruknya perbuatan yang dilakukan oleh mereka. Objek studi ilmu akhlak
mencangkup tentang kesadaran diri, tentang cara merefleksikan nilai-nilai
ajaran agama yang di yakini kedalam kehidupan kesehariannya.
Pengertian Taswawuf
Definisi Tasawuf dirumuskan oleh para ulama’ dengan
sangat berfariasi. Jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan. Banyaknya ragam
definisi tersebut tidak menunjukkan adanya konytradiksi tentang pengertian
tasawuf. Hal itu disebabkan karena tasawuf pada hakikatnya merupakan pengalaman
pribadi seseorang hamba dengan Tuhannya. Oleh karenanya, wajar bila definisi
tasawuf beragam.
Berikut ini adalah beberapa definisi dari para pakar
tasawuf
1.
Al ghozali dalam kitabnya menulis bahwa pakar tasawuf
adalah mereka yang menempuh jalan Allah, yang berakhlak tinggi nan bersih,
bahkan berjiwa bersih, lagi bijaksana
2.
Radim bin Ahmad Al Bagdadi berpendapat, tasawuf memiliki
tiga elemem penting yaitu faqr, rela berkorban, dan meninggalkan kebathilan.
3.
Ma’ruf Al Karkhi mengemukakan tasawuf dengan kalimat
mengambil yang hakikat dengan mengabaikan segala kenyataan yang ada pada selain
Allah dan barang siapa yang belum mampu merealisasikan hidup miskin maka ia
belum mampu dalam bertasawuf.
4.
Amin Al kurdi, mengatakan bhwa tasawuf adalah suatu ilmu
yang mempelajari tentang kebaikan dengan keburukan jiwa, bagaimana cara
membersihkam sifat sifat buruk dan menggantinya dengan sifat sifat terpuji,
serta sebagaimana jalan menuju keridhaan kepada Allah.
5.
Dzun nun Al Misri berpendapat bahwa sufi adalah orang
yang di dalam hidupnya tidak disusahkan dengan permintaan dan tidak pula
dicemaskan dengan terampasnya barang. Selanjutnya, al Misri juga mengatakan itu
merupakan komunitas yang mendahlukan Allah di atas segalanya, sehingga Allah pun
mendahulukan mereka di atas segalanya.
2.2
Urgensi Akhlak Tasawuf Bagi
Masyarakat Modern
Melihat gejala manusia modern yang
penuh dengan problematika dan menhakibatkan kehampaan spiritual, maka saatnya
untuk mencari sebuah solusi untuk melakukan perbaikan dalam segala aspek
kehidupan masyarakat dan di sinilah akhlak tasawuf memiliki peran yang amat
penting. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual untuk
memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan. Karena inti ajaran tasawuf adalah bertujuan
untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga
seseorang merasa di hadirat-Nya dan terlepas dari kegundahan, kesedihan, dan
kegalauan. Adapun ajaran tasawuf yang paling mendasar yang dapat dijadikan
sebuah solusi dalam mengatasi problematika kehidupan masyarakat modrn yaitu
dengan mengadakan instropeksi diri atau dalam bahasa tasawuf dikenal dengan
muhasabah terhadap diri ssendiri, baik kaitannya dengan masalah masalah
horisontal dan mengembangkan individu yang berkehidupan dengan berakhlak dan
bertasawuf.
Upaya tersebut akan melahirkan
ketahanan diri serta terhindar dri kemingkinan pelencengan kepribadian. Hasil
dari sikap ini adalah sikap rendah hati, tidak arogan.
Dalam pandangan tasawuf,
penyelesaian dan perbaikan di atas tidak dapat tercapai secara optimal jika
hanya berorientasi untuk mencari kehidupan lahir, karena kehidupan lahir hyanya
merupakan gambaran atau akibat dari kehidupan manusia yang digerakkan oleh tiga
kekuatan pokok yang ada pada diri manusia, yaitu : akal, syahwat, dan nafsu
amarah. Oleh sebab itu, untuk dapat menghasilkan secara optimal dalam membenahi
keadaan masyarakat modern, tasawuf mempunyai potensi untuk menawarkan kbebasan
spiritual, dapat memberikan jawaban jawaban terhadap kebutuhan spiritual,
mempersenjatai diri manusia dengan nilai nilai rohaniah yang akan membentengi
diri saat menghadapi problem kehidupan yang serba materialistik dan berusaha
merealisasikan keseimbangan jiwa ssehingga timbul kemampuan menghadapi problem
problem yang ada, mengajak mnusia mengenal dirinya sendiri dan akhirnya tasawuf
mengajak mengnal Tuhannya melelui ajaran ajarannya yang mampu memberikan solusi
bagi manusia untuk menghadapi krisis krisis dunia.
Ajaran ajaran tersebut perlu
dijadikan landasan dalam seluruh aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan,
teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, dan lain sebagainya. Usaha
perbaikan tersebut dapat ditempuh melalui tiga tahapan yang terkandung dalam
ajaran tasawuf, yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli yang diyakini mampu
memberikan solusi untuk memprbaiki kondisi masyarakat modern yang sedang
mengalami kerusakan moral dan kehampaan nilai nilai spiritual disebabkan karena
meninggalkan ajaran agama.
Pertama, takhalli. Tahapan ini
adalah langkah awal yang harus ditempuh oleh seorang hamba dalam rangka
mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup dunia. Hal
ini dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala
bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu. Langkah awal ini
merupakan tahapan seorang hamba menuju pda kesempurnaan kepribadian yang
dilengkapi sikap terbuka. Maksudnya, seorang hamba yang bersangkutan menyadari
betapa burukny sifat sifat yang ada pada dirinya, menyadari bahwa masih banyak
kepribadian dan sikap yang harus diperbaiki.
Kedua, tahalli, yani tahapan
pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahapan pertama, menghiasu diri
dengan jalan membiasakan diri untuk bersikap terpuji, brusaha dalam setiap
nafas, gerak dan langkahnya berjalan sesuai dengan syariat yang diajarkan
agama. Dalam tahapan ini, seorang hamba berusaha melewati maqam maqam yang mapu
mengantarkan pada tahapan ketiga, yaitu tahapan terbukanya nur gaib (nur ilahi)
dalam hati seorang hamba.
Ketiga adalah tajalli. Dalam
tahapan ini seorang hamba berada dalam keadaan tma’ninah, mampu membedakan
antara bathil dengan haqq dan mencapai tahapan tertinggi dalam pencapaian
ma’rifatullah.
Maqamat yang dilalui oleh
seorang hamba dalam rangka menuju tajalli juga mampu memberikan sebuah solusi
dalam mengatasi problematika masyarakat modern. Seperti halnya, bahwa sifat
materialistik dan hedonistik yang mewarnai kehidupan moern dapat diahapus
dengan menerapkan konsep zuhud yang terkandung dalam ajaran tasawuf. Konsep
zuhud mengajarkan manusia untuk tidak terbuai dengan kesenangan dunia, tidak
menuruti amarh, hawa nafsu, dan kesenangan belaka, sehingga meninggalkan dari
mengingat Allah yang mengakibatkan manusia terjerumus ke jurang kenistaan. Sikap
frustasi yang dihilangkan dengan konsep sabar, tawakal, dan ridha. Demikian
juga ajaran Uzlah, yaitu usaha mngasingkan diri dari terperangkap tipu daya
keduniaan, dapat pula digunakan untuk membekali kehidupan manusia moderngar
tidak menjadi budak yang tertangkap dalam kesengngan dunia belaka, tidak tahu
lagi mana yang haqq(benar dan baik)dan yang bathil(keliru,sesat,salah). Konsep
ini berusaha membesaskan manusia dari pernhkap perangkap kehidupan yang
memprbudaknya. Bukan berarti konsep ini mengajarkan manusia untuk ber-Uzlah dan
ber-tapabrata dalam masjid atau goa. Akan tetapi, konsep ini mengajarkan pada
kita untuk tatap berkiprah dalam masyarakat dan aktif serta tetap beraktifitas
di berbagai aspek kehidupan sesuai dengan nilai nilai ketuhanan dan bukan
sebaliknya, larut dalam pengaruh keduniaan dan kemewahan.
Beberapa ajaran tasawuf
tampaknya dapat memberikan sumbangan positif yang dapat diamalkan dalam
kehidupan masyarakat modern dan dapt digunakan sebagai solusi masyarakat, sebagai
benteng spiritual dalam menghadapi berbagai problematikan modern. Untuk itu,
dalam mengatasi problematika masyarakat modern, tasawuf harus dijadikan
alternatif terpenting. Ajaran tasawuf perlu di aplikasikan dalam seluruh aspek
kehidupan manusia modern, aspek ekonomi, sosisl, politik, kebudayaan, dan lain
sebagainya. Dengan menerapkan ajaran tasawuf secara proporsional dan menerapkan
prinsip prinsip moral Islam, maka akan terwujud kapribadian manusia utama yang
mampu menjadi warga masyarakat dan bangsa yang baik dan bermanfaat.
2.3
Problematika Masyarakat Modern
Kehidupan masyarakat modern
identik dengan mendewakan ilmu pengtahuan dan teknologi, mengesampingkan
pemahaman agama. Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan
mampu meningkatkan taraf kehiduapn. Padahal tidak selamanya seperti yang
diharapkan karena kemajuan di bidang etnologi yang berkembang pada masyarakat
modern akan memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dapat
memberikan dampak positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak
negatif.
Dampak positifnya tentu saja
akan meningkatkan keragaman budaya yang tersedia melalui penyediaan informasi
yang menyeluruh sehingga memberikan kesempatan untuk mengembangkan kecakapan
kecakapan baru dan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk
meningkatkan taraf masyarakat.
Adapun dampak negatif dari
kemajuan teknologi akan menimpa kehidupan masyarakat jika teknologi berada di
tangan orang yang secara mental dan keyakinan agamaa mengalami gangguan atau
berada pada tangan tangan orang yang tidak berakhlak. Kecanggihan ilmu pengatahuan
dan teknologi tanpa disadari membuka peluang yang besr bagi penyalahgunaan
sehingga menimbulkan kerusakan alam yang disebabkan karena merka senantiasa
menyalahgunakan ilmu untuk tujuan tujuan yang kuarang tepat. Misalnya,
menggunakan teknologi informasi seperti komputer dimanfaatkan untuk tukar
menukar informasi dalam rangka penipuan, menyabarkan film film terlarang dan
sebagainya. Televisi dimanfaatkan untuk menmpilkan siaran siarab yang dapat
merusak bangsa. Kecangguhan ilmu pengatahuan dan teknologi di gunakan untuk
mengekploitasi alam demi kepuasan dirinya tanpa rasa tanggung jawab apapun.
Kecanggihan senjata dimanfaatkan untuk menyakiti sesama manusia.
Selain problematika dalam aspek
pengembangan intelektual khususnya pengmbangan ilmu pengetahuan dan taknologi,
dalam masyarakat modern mengalami berbagai problem dalam aspek lainnya, seperti
dalam aspek politik, apek pluralisme agama, apek spiritual, dan aspek etika.
Dalam aspek politik, banyak terjadi perabutan kekuasaan, politik menghalalkan
segala cara dan politik kampu menghilangkan menjadikan manusia lipa akan
kehidupan akhirat. Selain itu aspek pluralitas agama, masyarakat seringkali
mencampuru urusan keercayaan agama lain, saling menganggap agam yang diikuti
adalah benar dan yang lainnya adalah salah. Hal ini menimbulkan perpecahan
antar umat beragama. Padahal, pluralitas agama dalam masyarakat modern adalah
sesuatu yang wajar, yang sudah menjadi sunnatullah.
Tidak bisa di pungkiri adanya
pluralitas dalam kehidupan harus disikapi dengan toleran, jujur, terbuka,
bijaksana dan adil. Berkaitan dengan pluralitas agama, konsep tasawuf memandang
bahwa inti ajaran semua agama adalah sama yaitu penyerahan diri kepada Tuhan
pencipta alam seisinya. Sebagaimana dalam ajaran tasawuf dikenal dengan konsep
wihdat al-adyan. Konsep ini memandang bahwa sumber agama adalah satu, hanya
berbeda bungkus luarnya saja.
Dalam aspek spiritual,
masyarakat modern senantiasa terbuai dalam situasi keglamoran, mendewakan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menjadikan mereka meninggalkan pemahamn agama,
hidup dalam sikap sekuler yang menghapus visi keilahian. Hilangnya visi dan
keilahian tersebut mengakibatkan
kehampaan spiritual dan mengakibatkan manusia jauh dengan Sang Maha Pencipta,
meninggalkan ajaran-ajaran yang dimuat dalam dogma agama. Akibat dari itu, maka
dalam kehidupan masyarakat modern sering dijumpai banyak orang yang merasa
gelisah, tidak percaya diri, strees dan tidak memiliki pegangan hidup.
Kegelisahan hidup mereka sering disebabkan karena takut kehilangan apa yang
dimiliki. Rasa khawatir terhadap masa depan yang tidak dapat dicapai sesuai
dengan harapan,daya saing yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan
akibat banyak pelanggaran dosa yang dilakukan.
Dalam aspek etika, masyarakat
moderen mengalami krisis moral yang berkepanjangan. Masyarakat modern
seringkali menampilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak terpuji dan menyimpang
dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat istiadat dan hukum.
Bentuk penyimpngan moral tersebut seperti, menurunnya kualitas moral bangsa
yang dicirikan dengan membudayanya praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme),
berbagai konflik yang merajalela (antaretnis, agama, politik, ormas dan
lain-lain), meningkaynya kriminalitas diperbagai kalangan, serta menurunnya etos
kerja di berbagai instansi-instansi pemerintahan, merosotnya nilai-nilai
keadilan, spiritual, kemanusiaan dan masih banyak lagi.
Di dalam beberapa dasawarsa
terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis, kiranya tujuan dakwahlah islamiyah
ini makin penting dan perlu mendapatkan sorotan khusus dunia dakwah. Para
kritisi barat mengemukakan sekurang-urangnya sekarang ini di dunia pasca-modern
mengalami lima krisis:
1.
Krisis identitas, dimana
manusia sudah kehilangan kepribadiannya dan bentuk dirinya. Dalam hal ini, akan
mudah mencari jawabannya dalam dakwah Islamiyah.
2.
Krisis legalitas, dimana
manusia sudah mulai kehilangan penentuan peraturan untuk diri dan masyarakat.
Dakwah islamiyah penuh dengan ajaran tentang tuntunan hidup itu.
3.
Krisis penetrasi, dimana
manusia telah banyak kehilangan pengaruh yang baik untuk diri dan
masyarakatnya, penuh dengan polusi fisik maupun mental. Dakwah Islamiyah datang
untuk menjernihkan pikiran manusia dan filter terhadap tingkah lakunya, melalui
persiapan mental yang etis dan bertanggung jawab.
4.
Krisis partisipasi, dimana
manusia telah kehilangan kerjasama, terlalu individualistis. Dakwah Islamiyah
memberikan obat yang manjur.
5.
Krisis distribusi, dimana
manusia dihantui oleh tidak adanya keadilan dan pemerataan income masyarakat.
Dakwah Islamiyah mengajarkan keadilan secara utuh.
Terhadapa semua krisis yang
dialami manusia sekarang ini, sudah tentu Dakwah Isalamiyah akan mengatasinya.
Islam adalah agama yang rohmatan lil’alamin. Manusia yang makin
materialis pandangan hidupnya perlu dijinakkan untuk mengenal dirinya dan
menghamba kepada Tuhannya agar tidak merusak alam lingkungannya.
Dari berbagai macam krisis
moral di indonesia, korupsi menempati peringkat pertama. Sebagaimana hasil
survei PERC (Political and Economic Risk Consultacy) yang berkedudukan di
hongkong pada tahun 2002 dan 2006 menjelaskan bahwa peringkat indonesia dalam
skor korupsi adalah tertinggi di Asia
dengan nilai skor 8,16 (dari total skor 10).
Fenomena diatas merupakan
sekilas gambaran umum problematika yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maju
dan modern yang terlihat cenderung obsesi keduniannya lebih mendominasi daripada
spiritual dan ukhrawinya. Dengan demikian, manusia mengalami degradasi moral
yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Masyarakat kehilangan identitas
diri, mereka merasa bingung karena proses modernisasi yang disalahgunakan dapat
menimbulkan ketidakberesan di segala bidang aspek kehidupan manusia, seperti
aspek hukum, moral, norma, etika dan tata kehidupan lainnya.
2.4
Dampak Akhlak-Tasawuf terhadap
masyarakat modern
Daftar
Pustaka
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan-Ampel. 2012. Akhlak Taswuf.
Surabaya : IAIN Sunan-Ampel Press.
Mahmud, Ali Abdul. 1995. Akhlak Mulia. Jakarta : GEMA
INSANI
Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan Islam. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar