Selasa, 10 Desember 2013

Problematika Masyarakat Modern dan Pentingnya Akhlak Tasawuf



Problematika Masyarakat Modern
dan
Pentingnya Akhlak Tasawuf









disusun oleh :
1.     I’in Khalimatus Sa’diyah    (B07212051)
2.     Novia Solichah                  (B77212110)
3.     Daniatul Mua’adah           (B07212045)
4.     Syifa umami                      (B07212031)

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012-2013


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Modernisme adalah paham tentang hal-hal yang bersifat moderen. Sebagian orang beranggapan bahwa  Islam dan Modernisme adalah suatu kata yang tidak tepat untuk di sandingkan, menurut mereka modernisme adalah pintu utamanya bid’ah dan bid’ah adalah virusnya agama. Masyarakat modern umumnya lebih mempergunakan akal atau rasio mereka untuk memecahkan setiap masalahnya. Sedangkan islam mempunyai konsep bahwa manusia tetap menggunakan dalil naqli di samping dalil aqlinya. Sehingga konsep diri yang ada pada masyarakat modern adalah hedonisme, yang mengakibatkan kemerosotan akhlak.
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman tentang agama.mereka beranggapan bahwa pengatahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf hidup dan derajat sosial mereka.karena teknologi dan ilmu pengetahuan akan memberikan dampak positif dan pada sisi lain juga menimbulkan dampak negatif.
Selain problematika itu dalam masyarakat modern juga mengalami berbagai problem, seperti dalam aspek politik, pluralisme agama, spiritual, dan etika. Sehingga bagi penulis peranan akhlak tasawuf urgensi untuk membahas problematika masyarakat modern.
Sikap umat Islam dalam menyikapi modernisasi inilah yang mendorong penulis untuk mencoba menyampaikan informasi yang sebenarnya mengenai modernisme menurut Islam.



1.2              Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.2.1        Apa yang dimaksud dengan Masyarakat, Modernisme, Akhlak, dan Tasawuf ?
1.2.2        Apa urgensi akhlak tasawuf terhadap masyarakat modern ?
1.2.3        Apa saja problematika masyarakat modern ?
1.2.4        Apa dampak dan pengaruh akhlak tasawuf terhadap masyarakat modern ?


1.3              Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.3.1        Mendiskripsikan apa yang dimaksud dengan Masyarakat Modernisme, Akhlak, dan Tasawuf
1.3.2        Mendiskripsikan urgensi akhlak tasawuf terhadap masyarakat modern.
1.3.3        Memberi tahu pembaca tentang problematika masyarakat modern.
1.3.4        Memberi tahu pembaca tentang dampak dan pengaruh akhlak tasawuf terhadap masyarakat modern



BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Masyarakat Modern
Pengertian Masyarakat Modern
Istilah masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern. Istilah masyarakat dalam bahasa inggris disebut society yang asal katanya socius yang berarti kawan. Sedangkan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah syirk yang berarti begaul. Dalam ilmu antropologi masyarakat didefinisikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continu dan terikt oleh suatu rasa identitas bersama, atau sejumlah orang dalam kelompok tertentu yang menbentuk peri kehidupan yang berbudaya. Adapun kata moden dalam kamus bahasa indonesia diartikan dengan terkini, muttakhit, dan terbaru.
Jadi, berdasarkan dua pengertian tersebut, maka masyarakat modern adalah sekelompok manusia yang hidup dalam kebersamaan yang saling mempengaruhi dan terikat dengan norma norma serta sebagian besar anggotanya mempunyai orientasi niai budaya untuk menuju kehidupan yang lebih maju. Pengertian masyarakat modern yang sesuai pendapat Harfi Cox oleh Amin Syukur dikatakan bahwa masyarakat modern adalah masyarakat the city yaitu masyarakat yang lebih sekuler.
Pengertian aklak
Secara etimologis, kata aklak berasal dari bahasa arab dengan unsur (اَخْلاَقْ) dengan unsur “ق,ل,خ  yang merupakan bentuk jama’ dari kata خلق (khuluq) yang artinya (a) tabiat, budi pekerti, (b) kebiasaan atau adat, (c) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, (d) agama, dan (e) kemarahan (al-ghodat).
Ini tergantung di dalam surat al-qalam yang isinya merupakan pijian kepada nabi muhammad SAW. Yang berakhlak sangat mulia, yaitu sebagai berikut: اِنَّكَ لِعَلِى خَلَقَ عَظِيم
Artinya: dan sesungguhnya kamu (muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Menurut agama Yahudi, akhlak merupakan bagian dari ajaran tuhan yang dismpaikan kepada bangsa pilihannya. Menurut agama Masehi akhlak juga berasal dari Tuhan. Namun menurut agama Islam sebagai agama penyempurna mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah apa yang dinilai baik oleh akal dan syariat. Sedangkan akal saja tak cukup untuk menilai baik buruknya suatu perbuatan. Oleh karena itu, Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab suci untuk memperbaiki akhlak manusia dan memperlakukan manusia dengan penuh keadilan[1]
Adapun makna akhlak secara terminologi, para ulama memberikan beragam definisi seperti di bawah ini:
Imam alghozali, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran ataupun pertimbangan. Selanjutnya oleh ahmad amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang di biasakan, maksudnya, apabila kehendak itu sudah menjadi suatu kebiasaan maka itulah yang di namakan akhlak.
Secara tekstual, dari definisi di atas tampak berbeda-beda namun kesimpulan dari beberapa pedapat tentang akhlak di atas adalah tindakan yang di lakukan manusia tanpa melalui pertimbangan tertentu sebelumnya, dan muncul menjadi suatu kebiasaan.
Jika di kaitkan pada konteks kehidupan sosial, maka terdapat manusia yang berakhlak baik dan berakhlak buruk, tergantung pada baik dan buruknya perbuatan yang dilakukan oleh mereka. Objek studi ilmu akhlak mencangkup tentang kesadaran diri, tentang cara merefleksikan nilai-nilai ajaran agama yang di yakini kedalam kehidupan kesehariannya.


Pengertian Taswawuf
Definisi Tasawuf dirumuskan oleh para ulama’ dengan sangat berfariasi. Jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan. Banyaknya ragam definisi tersebut tidak menunjukkan adanya konytradiksi tentang pengertian tasawuf. Hal itu disebabkan karena tasawuf pada hakikatnya merupakan pengalaman pribadi seseorang hamba dengan Tuhannya. Oleh karenanya, wajar bila definisi tasawuf beragam.
Berikut ini adalah beberapa definisi dari para pakar tasawuf
1.      Al ghozali dalam kitabnya menulis bahwa pakar tasawuf adalah mereka yang menempuh jalan Allah, yang berakhlak tinggi nan bersih, bahkan berjiwa bersih, lagi bijaksana
2.      Radim bin Ahmad Al Bagdadi berpendapat, tasawuf memiliki tiga elemem penting yaitu faqr, rela berkorban, dan meninggalkan kebathilan.
3.      Ma’ruf Al Karkhi mengemukakan tasawuf dengan kalimat mengambil yang hakikat dengan mengabaikan segala kenyataan yang ada pada selain Allah dan barang siapa yang belum mampu merealisasikan hidup miskin maka ia belum mampu dalam bertasawuf.
4.      Amin Al kurdi, mengatakan bhwa tasawuf adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kebaikan dengan keburukan jiwa, bagaimana cara membersihkam sifat sifat buruk dan menggantinya dengan sifat sifat terpuji, serta sebagaimana jalan menuju keridhaan kepada Allah.
5.      Dzun nun Al Misri berpendapat bahwa sufi adalah orang yang di dalam hidupnya tidak disusahkan dengan permintaan dan tidak pula dicemaskan dengan terampasnya barang. Selanjutnya, al Misri juga mengatakan itu merupakan komunitas yang mendahlukan Allah di atas segalanya, sehingga Allah pun mendahulukan mereka di atas segalanya.

2.2              Urgensi Akhlak Tasawuf Bagi Masyarakat Modern
Melihat gejala manusia modern yang penuh dengan problematika dan menhakibatkan kehampaan spiritual, maka saatnya untuk mencari sebuah solusi untuk melakukan perbaikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan di sinilah akhlak tasawuf memiliki peran yang amat penting. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual untuk memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan. Karena inti ajaran tasawuf adalah bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa di hadirat-Nya dan terlepas dari kegundahan, kesedihan, dan kegalauan. Adapun ajaran tasawuf yang paling mendasar yang dapat dijadikan sebuah solusi dalam mengatasi problematika kehidupan masyarakat modrn yaitu dengan mengadakan instropeksi diri atau dalam bahasa tasawuf dikenal dengan muhasabah terhadap diri ssendiri, baik kaitannya dengan masalah masalah horisontal dan mengembangkan individu yang berkehidupan dengan berakhlak dan bertasawuf.
Upaya tersebut akan melahirkan ketahanan diri serta terhindar dri kemingkinan pelencengan kepribadian. Hasil dari sikap ini adalah sikap rendah hati, tidak arogan.
Dalam pandangan tasawuf, penyelesaian dan perbaikan di atas tidak dapat tercapai secara optimal jika hanya berorientasi untuk mencari kehidupan lahir, karena kehidupan lahir hyanya merupakan gambaran atau akibat dari kehidupan manusia yang digerakkan oleh tiga kekuatan pokok yang ada pada diri manusia, yaitu : akal, syahwat, dan nafsu amarah. Oleh sebab itu, untuk dapat menghasilkan secara optimal dalam membenahi keadaan masyarakat modern, tasawuf mempunyai potensi untuk menawarkan kbebasan spiritual, dapat memberikan jawaban jawaban terhadap kebutuhan spiritual, mempersenjatai diri manusia dengan nilai nilai rohaniah yang akan membentengi diri saat menghadapi problem kehidupan yang serba materialistik dan berusaha merealisasikan keseimbangan jiwa ssehingga timbul kemampuan menghadapi problem problem yang ada, mengajak mnusia mengenal dirinya sendiri dan akhirnya tasawuf mengajak mengnal Tuhannya melelui ajaran ajarannya yang mampu memberikan solusi bagi manusia untuk menghadapi krisis krisis dunia.
Ajaran ajaran tersebut perlu dijadikan landasan dalam seluruh aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, dan lain sebagainya. Usaha perbaikan tersebut dapat ditempuh melalui tiga tahapan yang terkandung dalam ajaran tasawuf, yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli yang diyakini mampu memberikan solusi untuk memprbaiki kondisi masyarakat modern yang sedang mengalami kerusakan moral dan kehampaan nilai nilai spiritual disebabkan karena meninggalkan ajaran agama.
Pertama, takhalli. Tahapan ini adalah langkah awal yang harus ditempuh oleh seorang hamba dalam rangka mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup dunia. Hal ini dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu. Langkah awal ini merupakan tahapan seorang hamba menuju pda kesempurnaan kepribadian yang dilengkapi sikap terbuka. Maksudnya, seorang hamba yang bersangkutan menyadari betapa burukny sifat sifat yang ada pada dirinya, menyadari bahwa masih banyak kepribadian dan sikap yang harus diperbaiki.
Kedua, tahalli, yani tahapan pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahapan pertama, menghiasu diri dengan jalan membiasakan diri untuk bersikap terpuji, brusaha dalam setiap nafas, gerak dan langkahnya berjalan sesuai dengan syariat yang diajarkan agama. Dalam tahapan ini, seorang hamba berusaha melewati maqam maqam yang mapu mengantarkan pada tahapan ketiga, yaitu tahapan terbukanya nur gaib (nur ilahi) dalam hati seorang hamba.
Ketiga adalah tajalli. Dalam tahapan ini seorang hamba berada dalam keadaan tma’ninah, mampu membedakan antara bathil dengan haqq dan mencapai tahapan tertinggi dalam pencapaian ma’rifatullah.
Maqamat yang dilalui oleh seorang hamba dalam rangka menuju tajalli juga mampu memberikan sebuah solusi dalam mengatasi problematika masyarakat modern. Seperti halnya, bahwa sifat materialistik dan hedonistik yang mewarnai kehidupan moern dapat diahapus dengan menerapkan konsep zuhud yang terkandung dalam ajaran tasawuf. Konsep zuhud mengajarkan manusia untuk tidak terbuai dengan kesenangan dunia, tidak menuruti amarh, hawa nafsu, dan kesenangan belaka, sehingga meninggalkan dari mengingat Allah yang mengakibatkan manusia terjerumus ke jurang kenistaan. Sikap frustasi yang dihilangkan dengan konsep sabar, tawakal, dan ridha. Demikian juga ajaran Uzlah, yaitu usaha mngasingkan diri dari terperangkap tipu daya keduniaan, dapat pula digunakan untuk membekali kehidupan manusia moderngar tidak menjadi budak yang tertangkap dalam kesengngan dunia belaka, tidak tahu lagi mana yang haqq(benar dan baik)dan yang bathil(keliru,sesat,salah). Konsep ini berusaha membesaskan manusia dari pernhkap perangkap kehidupan yang memprbudaknya. Bukan berarti konsep ini mengajarkan manusia untuk ber-Uzlah dan ber-tapabrata dalam masjid atau goa. Akan tetapi, konsep ini mengajarkan pada kita untuk tatap berkiprah dalam masyarakat dan aktif serta tetap beraktifitas di berbagai aspek kehidupan sesuai dengan nilai nilai ketuhanan dan bukan sebaliknya, larut dalam pengaruh keduniaan dan kemewahan.
Beberapa ajaran tasawuf tampaknya dapat memberikan sumbangan positif yang dapat diamalkan dalam kehidupan masyarakat modern dan dapt digunakan sebagai solusi masyarakat, sebagai benteng spiritual dalam menghadapi berbagai problematikan modern. Untuk itu, dalam mengatasi problematika masyarakat modern, tasawuf harus dijadikan alternatif terpenting. Ajaran tasawuf perlu di aplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan manusia modern, aspek ekonomi, sosisl, politik, kebudayaan, dan lain sebagainya. Dengan menerapkan ajaran tasawuf secara proporsional dan menerapkan prinsip prinsip moral Islam, maka akan terwujud kapribadian manusia utama yang mampu menjadi warga masyarakat dan bangsa yang baik dan bermanfaat.
2.3              Problematika Masyarakat Modern
Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengtahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman agama. Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf kehiduapn. Padahal tidak selamanya seperti yang diharapkan karena kemajuan di bidang etnologi yang berkembang pada masyarakat modern akan memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan dampak positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.
Dampak positifnya tentu saja akan meningkatkan keragaman budaya yang tersedia melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan kesempatan untuk mengembangkan kecakapan kecakapan baru dan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk meningkatkan taraf masyarakat.
Adapun dampak negatif dari kemajuan teknologi akan menimpa kehidupan masyarakat jika teknologi berada di tangan orang yang secara mental dan keyakinan agamaa mengalami gangguan atau berada pada tangan tangan orang yang tidak berakhlak. Kecanggihan ilmu pengatahuan dan teknologi tanpa disadari membuka peluang yang besr bagi penyalahgunaan sehingga menimbulkan kerusakan alam yang disebabkan karena merka senantiasa menyalahgunakan ilmu untuk tujuan tujuan yang kuarang tepat. Misalnya, menggunakan teknologi informasi seperti komputer dimanfaatkan untuk tukar menukar informasi dalam rangka penipuan, menyabarkan film film terlarang dan sebagainya. Televisi dimanfaatkan untuk menmpilkan siaran siarab yang dapat merusak bangsa. Kecangguhan ilmu pengatahuan dan teknologi di gunakan untuk mengekploitasi alam demi kepuasan dirinya tanpa rasa tanggung jawab apapun. Kecanggihan senjata dimanfaatkan untuk menyakiti sesama manusia.
Selain problematika dalam aspek pengembangan intelektual khususnya pengmbangan ilmu pengetahuan dan taknologi, dalam masyarakat modern mengalami berbagai problem dalam aspek lainnya, seperti dalam aspek politik, apek pluralisme agama, apek spiritual, dan aspek etika. Dalam aspek politik, banyak terjadi perabutan kekuasaan, politik menghalalkan segala cara dan politik kampu menghilangkan menjadikan manusia lipa akan kehidupan akhirat. Selain itu aspek pluralitas agama, masyarakat seringkali mencampuru urusan keercayaan agama lain, saling menganggap agam yang diikuti adalah benar dan yang lainnya adalah salah. Hal ini menimbulkan perpecahan antar umat beragama. Padahal, pluralitas agama dalam masyarakat modern adalah sesuatu yang wajar, yang sudah menjadi sunnatullah.
Tidak bisa di pungkiri adanya pluralitas dalam kehidupan harus disikapi dengan toleran, jujur, terbuka, bijaksana dan adil. Berkaitan dengan pluralitas agama, konsep tasawuf memandang bahwa inti ajaran semua agama adalah sama yaitu penyerahan diri kepada Tuhan pencipta alam seisinya. Sebagaimana dalam ajaran tasawuf dikenal dengan konsep wihdat al-adyan. Konsep ini memandang bahwa sumber agama adalah satu, hanya berbeda bungkus luarnya saja.
Dalam aspek spiritual, masyarakat modern senantiasa terbuai dalam situasi keglamoran, mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan mereka meninggalkan pemahamn agama, hidup dalam sikap sekuler yang menghapus visi keilahian. Hilangnya visi dan keilahian tersebut  mengakibatkan kehampaan spiritual dan mengakibatkan manusia jauh dengan Sang Maha Pencipta, meninggalkan ajaran-ajaran yang dimuat dalam dogma agama. Akibat dari itu, maka dalam kehidupan masyarakat modern sering dijumpai banyak orang yang merasa gelisah, tidak percaya diri, strees dan tidak memiliki pegangan hidup. Kegelisahan hidup mereka sering disebabkan karena takut kehilangan apa yang dimiliki. Rasa khawatir terhadap masa depan yang tidak dapat dicapai sesuai dengan harapan,daya saing yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan akibat banyak pelanggaran dosa yang dilakukan.
Dalam aspek etika, masyarakat moderen mengalami krisis moral yang berkepanjangan. Masyarakat modern seringkali menampilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak terpuji dan menyimpang dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat istiadat dan hukum. Bentuk penyimpngan moral tersebut seperti, menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan dengan membudayanya praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), berbagai konflik yang merajalela (antaretnis, agama, politik, ormas dan lain-lain), meningkaynya kriminalitas diperbagai kalangan, serta menurunnya etos kerja di berbagai instansi-instansi pemerintahan, merosotnya nilai-nilai keadilan, spiritual, kemanusiaan dan masih banyak lagi.
Di dalam beberapa dasawarsa terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis, kiranya tujuan dakwahlah islamiyah ini makin penting dan perlu mendapatkan sorotan khusus dunia dakwah. Para kritisi barat mengemukakan sekurang-urangnya sekarang ini di dunia pasca-modern mengalami lima krisis:
1.      Krisis identitas, dimana manusia sudah kehilangan kepribadiannya dan bentuk dirinya. Dalam hal ini, akan mudah mencari jawabannya dalam dakwah Islamiyah.
2.      Krisis legalitas, dimana manusia sudah mulai kehilangan penentuan peraturan untuk diri dan masyarakat. Dakwah islamiyah penuh dengan ajaran tentang tuntunan hidup itu.
3.      Krisis penetrasi, dimana manusia telah banyak kehilangan pengaruh yang baik untuk diri dan masyarakatnya, penuh dengan polusi fisik maupun mental. Dakwah Islamiyah datang untuk menjernihkan pikiran manusia dan filter terhadap tingkah lakunya, melalui persiapan mental yang etis dan bertanggung jawab.
4.      Krisis partisipasi, dimana manusia telah kehilangan kerjasama, terlalu individualistis. Dakwah Islamiyah memberikan obat yang manjur.
5.      Krisis distribusi, dimana manusia dihantui oleh tidak adanya keadilan dan pemerataan income masyarakat. Dakwah Islamiyah mengajarkan keadilan secara utuh.
Terhadapa semua krisis yang dialami manusia sekarang ini, sudah tentu Dakwah Isalamiyah akan mengatasinya. Islam adalah agama yang rohmatan lil’alamin. Manusia yang makin materialis pandangan hidupnya perlu dijinakkan untuk mengenal dirinya dan menghamba kepada Tuhannya agar tidak merusak alam lingkungannya.
Dari berbagai macam krisis moral di indonesia, korupsi menempati peringkat pertama. Sebagaimana hasil survei PERC (Political and Economic Risk Consultacy) yang berkedudukan di hongkong pada tahun 2002 dan 2006 menjelaskan bahwa peringkat indonesia dalam skor korupsi adalah tertinggi di Asia  dengan nilai skor 8,16 (dari total skor 10).
Fenomena diatas merupakan sekilas gambaran umum problematika yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maju dan modern yang terlihat cenderung obsesi keduniannya lebih mendominasi daripada spiritual dan ukhrawinya. Dengan demikian, manusia mengalami degradasi moral yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Masyarakat kehilangan identitas diri, mereka merasa bingung karena proses modernisasi yang disalahgunakan dapat menimbulkan ketidakberesan di segala bidang aspek kehidupan manusia, seperti aspek hukum, moral, norma, etika dan tata kehidupan lainnya.



2.4              Dampak Akhlak-Tasawuf terhadap masyarakat modern




Daftar Pustaka
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan-Ampel. 2012. Akhlak Taswuf. Surabaya : IAIN Sunan-Ampel Press.
Mahmud, Ali Abdul. 1995. Akhlak Mulia. Jakarta : GEMA INSANI
Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.





[1] Ali abdul halim.akhlak mulia(jakarta:gema insani.1995).hal.36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar